Kamis, 14 Januari 2010

Apartemen Lantai 8

Hampir 4 tahun ini saya tinggal di lantai 8 sebuah apartemen. Awal tinggal disini rasanya tidak betah, belum bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan pergaulan antara penghuni. Saya jadi merasa seperti anak bawang diantara penghuni lain yang sudah lebih lama tinggal di tempat ini. Mau melakukan apa-apa kok rasanya serba salah. Hingga akhirnya mulai menemukan celah untuk masuk ke lingkungan ini.

Apartemen lantai 8 dihuni berbagai macam manusia. Ada yang galak bukan main, perfeksionis, ramah, cuek, sampai autis. Macam-macam karakter manusia yang akhirnya membuat saya belajar untuk bisa beradaptasi dan membuka diri. Saya yang dulu sangat cuek dengan lingkungan sekitar, akhirnya bisa menjadi satu bagian dari kelompok ini.

Di apartemen ini saya diajar menjadi manusia dewasa, harus bisa mengambil keputusan sendiri. Apartemen ini juga mengolah saya menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Cap anak manja yang semula melekat di diri saya perlahan-lahan mulai luntur. Dan proses pembentukan itu terkadang memang menyakitkan, namun saya bertekad membuktikan bahwa saya bisa bertahan.

Perasaan sayang pun mulai terbentuk terhadap apartemen ini. Lingkungan dan pergaulan membuat saya berat sekali untuk meninggalkannya. Meskipun terkadang kondisi ini menciptakan konflik terhadap hidup saya.

Dan kini bersama seluruh penghuni lantai 8, saya terus berjuang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, demi masa depan yang lebih menjanjikan.

-Untuk semua teman-temanku di lantai 8-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar